Minggu, 28 Juni 2009

MENGATASI MASALAH KEUANGAN

Di antara para pakar keuangan ada pepatah tua yang mengatakan bahwa "jika kita mengelola harta kekayaan kita dengan bijaksana, kita harus berhenti bertanya kemana perginya-raibnya uang, dan mulai bercerita uang kita akan digunakan untuk apa.
"=Mencintai uang= menjadi akar segala perbuatan jahat". Pengertian dari "mencintai uang" adalah pelecehan dan salahkelola uang, itu yang menjadi akar penyebab dalam semua jenis persoalan dan pertengkaran manusia. Tekanan individu, konflik keluarga, percekcokan antar pribad, marah, frustrasi, pendorong ambisi - pada suatu saat, pastilah berhubungan baik secara langsung atau tidak langsung terhadap pengejaran dan pengelolaan uang.
Eksistensi atau keberadaan uang itu sendiri pada dirinya sendiri tidaklah menjadi masalah. Kita membutuhkan uang untuk melakukan pertukaran dan mengadakan kebutuhan individual. Yang menjadi masalah adalah "sikap" kita terhadap uang, dan ketikdakefisienan atau ketidakbecusan kita menangani uang secara bijaksana. Hampir semua orang mengalami masalah ini. Seringkali urusan keuangan berada pada daftar teratas sebagai masalah dasar, kadangkala perjuangan mendapatkan uang menunjukkan sebagian dari persoalan yang lebih luas, seperti: kecemasan, konflik perkawinan, atau penyesuaian untuk pensiun.

Ikhtisar Pengajaran Tentang Keuangan:
1. Uang dan keuangan harus dipandang dan ditanggapi secara realistis.
2. Bagi orang percaya, uang dan keuangan disediakan oleh Maha Pencipta.
3. Uang dan keuangan dapat membahayakan.
4. Uang dan keuangan harus dikelola dengan bijaksana.

Penyebab Masalah Keuangan:
1. Penyimpangan nilai-nilai: materialisme, hedonisme, keserakahan dan ketamakan, nafsu ingin cepat kaya, kesombongan dan dendam atau kebencian (misalnya benci miskin, dendam diperlakukan sebagai orang miskin).
2. Pembuatan keputusan urusan keuangan yang tidak bijaksana: gerak hati (impulse) untuk membeli, ceroboh-semborono-mengabaikan nasihat, spekulasi, penjamin utang orang lain, kemalasan, memboroskan waktu, melalaikan properti, membeli kredit-utang.
3. Tidak ada Anggaran
4. Kurang amal.

Akibat Masalah Keuangan:
1. khawatir untuk membayar pengadaan kebutuhan atau melunasi kewajiban
2. masalah perkawinan dan keluarga
3. kehilangan teman dan relasi
4. bersalah, iri (sirik), cemburu, dendam, sombong: ini semuanya dosa
5. kekosongan emosi dan tidak bahagia
6. kematian rohani (tidak beriman), tidak peduli dengan sesama manusia

Konseling dan Persoalan Keuangan.
Hubungi: batomerattan@gmail.com

FAKTOR PENDORONG

Pendorong menurut Kahler

Kahler (1975) mengidentifikasi lima pendorong yang umum yang memotivasikita, dan masing-masing dapat menjadi akar penyebab perilaku yang salah fungsi. Kelimanya secara umum merupakan kerangka dari pendorong-pendorong Analisis Transaksi, walaupun masing-masing dapat berdiri sendiri.

Kelima faktor pendorong motivasi dapat distrukturkan dalam catatan seperti berikut:
* Menjadi Sempurna
* Menjadi Kuat
* Cepat-Cepat, Buru-Buru
* Menyenangkan Orang Lain
* Mencoba dengan Keras

Salah satu atau sebagian dari kelima faktor pendorong di atas berakar sejak awal dari guru atau orang tua yang membantu anak kecil supaya berfungsi secara sosial, tetapi barangkali tidak memberikan petunjuk yang mencukupi dan juga pujian yang memadai dalam perilakunya, sehingga mengakibatkan anak kecil melakukannya secara berlebihan.

Dalam jumlah yang wajar, faktor-faktor pendorong ini akan efektif dalam menciptakan fungsi-fungsi dan keberhasilan ketika dewasa. Ketika orang tidak tahu kapan harus berhenti, maka dapat tercipta perilaku yang tidak fungsional, yang akan menimbulkan tekanan dan konsekuensi lanjutannya terjadi.

Jadi bagaimana?
Kenalilah faktor-faktor pendorong ini dalam diri anda sendiri dan orang lain dan perlakukan mereka dengan sesuai. Ajukan pertanyaan seperti berikut:

* Siapa yang mengatakan bahwa saya harus sempurna (dst)?
* Apa itu mencukupi? Siapa yang berkata sudah 'cukup'?
* Apa yang akan terjadi jika saya tidak menaati faktor pendorong ini? Hal buruk apa yang akan terjadi? Hal baik ap0a yang akan terjadi?

Perlu diskusi lebih lanjut? Tuliskan di: batomerattan@gmail.com